potongan hadis sohih :: "jike elok seketul daging itu make eloklah seluruh badanye(akhlak dan sifat peribadi),,dan jike rosak seketul daging itu maka rosaklah seluruh badannye" daging itu adalah HATI,,,

hati terbahagi kepada 3 "hati yang mati" :: "hati sakit" :: "hati yang hidup"

-hati yang mati = orang yang sudah langsung tidak ingin melakukan kebaikan
mengerjakan amal
yang soleh,,tidak terase bersalah jike melakukan
maksiat atau kesalahan.

-hati yang sakit = orang yang tahu akan halal haramnye sesuatu itu tapi masih melakukan nye denagn keadaan ia leka atau lalai,walaupun ia melakukan perbuatan tidak betul tetapi ia akan menginsafi perbuatannye itu.

-hati yang hidup = seseorang yang sentiase akan melakukan amar makruf nahi mungkar walaupun ade kesalahan kecil kerana ia tahu dirinye
manusia biase.tetapi
hatinye hidup kerana cintanye pada tuhan dan
rasul serta berterusan mencari
keredhaan Allah.

TITIK HITAM yang ada dalam hati adalah titik yang dibaratkan dosa yang dilakukan.makin banyak dosa makin banyak titik hitam itu dan sekiranya ia tidak bertaubat dan menginsafinye maka akan gelaplah hatinya.istigfar adalah perkara yang termudah untuk membuang tidak hitam.dan boleh diucapkan bila2 waktu.

persolan :: yang mana satukah hati kita??

jawapan :: anda yang mngetahuinya...




"jaga lah hati jangan kau kotori

jaga lah hati lentera hidup ini"

niat


Niat adalah ape yang terlintas di dalam hati untuk sesuatu rase atau perbuatan dan ibadah.
niat yang di rojeh kan adalah sewaktu hendak mengerjakan haji dan umrah...
niat haji "labaika hajjan"
niat umrah "labaika umrah"
hanya dua niat ini sahaja yg perlu di ucapkan dengan lisan selain dari ibadah ini hanye perlu niat di dalam hati dan tidak perlu di ucapkan.. :: abu fatimah al madeena

al aqsa di hati :: ieza91


Berikut beberapa watak Yahudi yang sudah semestinya diketahui seorang muslim sehingga bisa diketahui siapakah mereka sebenarnya.
Watak Yahudi Pertama: Mereka tidaklah pernah ridho dengan kita umat Islam sampai kita mau melepaskan agama kita.

Perhatikanlah firman Allah Ta'ala berikut.

وَلَن�' تَر�'ضَى عَن�'كَ ال�'يَهُودُ وَلَا الن�`َصَارَى حَت�`َى تَت�`َبِعَ مِل�`َتَهُم�' قُل�' إِن�`َ هُدَى الل�`َهِ هُوَ ال�'هُدَى وَلَئِنِ ات�`َبَع�'تَ أَه�'وَاءَهُم�' بَع�'دَ ال�`َذِي جَاءَكَ مِنَ ال�'عِل�'مِ مَا لَكَ مِنَ الل�`َهِ مِن�' وَلِي�`ٍ وَلَا نَصِيرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS. Al Baqarah: 120)

Perhatikanlah saudaraku. Janganlah engkau terpengaruh dengan kaum sekuler yang keliru dalam memahami ayat ini. Kaum sekuler berpendapat bahwa ayat ini ditujukan pada Nabi shallallahu `alaihi wa sallam saja ketika beliau masih hidup. Yahudi dan Nashrani pada zaman ini berbeda dengan yang dulu. Benarkah demikian?

Ini sungguh kekeliruan yang sangat besar yang berasal dari orang yang ingin mengaburkan ajaran Islam. Ketahuilah bahwa ayat ini memang ditujukan pada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, tetapi pembicaraan ini juga mencakup umatnya karena yang menjadi hukum adalah keumuman dan bukan hanya orang yang diajak bicara. Itulah yang dipahami oleh ulama Ahlus Sunnah (semacam Syaikh As Sa'di dalam tafsirnya), berbeda dengan mereka yang sudah diracuni dengan pemikiran orang barat yang kafir.

Berdasarkan ayat di atas sangat jelas sekali bahwa Yahudi dan Nashrani tidak akan ridho kepada kita selamanya. Inilah watak orang Yahudi dan Nashrani sampai hari kiamat. Dari watak jelek mereka yang pertama ini, sekarang kita akan melihat watak mereka yang lainnya.

Watak Yahudi Kedua: Orang Yahudi selalu menyembunyikan kebenaran

Mereka kaum Yahudi sebenarnya tahu bahwa Nabi shallallahu `alaihi wa sallam diutus sebagai penutup para rasul di akhir zaman ini, tetapi mereka selalu menyembunyikan kebenaran ini. Allah Ta'ala berfirman,

ال�`َذِينَ آَتَي�'نَاهُمُ ال�'كِتَابَ يَع�'رِفُونَهُ كَمَا يَع�'رِفُونَ أَب�'نَاءَهُم�' وَإِن�`َ فَرِيقًا مِن�'هُم�' لَيَك�'تُمُونَ ال�'حَق�`َ وَهُم�' يَع�'لَمُونَ

"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (QS. Al Baqarah: 146)

Al Qurtubhi mengatakan: Diriwayatkan bahwasanya Umar berkata pada Abdullah bin Salam, "Apakah engkau (sebelum masuk Islam) mengenal Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam sebagaimana engkau mengenal anak-anakmu sendiri? Abdullah pun menjawab, "Ya, bahkan lebih dari itu. "

Ibnu Katsir mengatakan bahwa kadang pula maksud `seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri' adalah mereka mengenal sekumpulan anak-anak manusia lalu mereka tidak merasa ragu sedikit pun untuk mengenal anak mereka sendiri jika mereka melihatnya di antara sekumpulan anak tadi.

Walaupun mereka sudah mengenal Nabi shallallahu `alaihi wa sallam dengan sangat yakinnya, namun Allah katakana, "sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran". Maksudnya adalah mereka menyembunyikan sifat nabi shallallahu `alaihi wa sallam yang ada pada kitab mereka pada manusia padahal mereka mengetahuinya. (Lihat Tafsir Al Qur'anil Azhim, pada tafsir surat Al Baqarah ayat 146).

Watak Yahudi Ketiga: Tokoh agama Yahudi sangat sulit menerima kebenaran Islam

Dalam shohih Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

لَو�' تَابَعَنِى عَش�'رَةٌ مِنَ ال�'يَهُودِ لَم�' يَب�'قَ عَلَى ظَه�'رِهَا يَهُودِى�`ٌ إِلا�`َ أَس�'لَمَ

"Seandainya sepuluh (pemuka agama) Yahudi mengikuti agamaku, maka sungguh tidak akan tersisa lagi orang Yahudi di muka bumi ini kecuali dalam keadaan Islam." (HR. Muslim no. 2793)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

لَو�' آمَنَ بِى عَش�'رَةٌ مِن�' أَح�'بَارِ ال�'يَهُودِ لآمَنَ بِى كُل�`ُ يَهُودِى�`ٍ عَلَى وَج�'هِ الأَر�'ضِ

"Seandainya sepuluh pemuka agama Yahudi beriman kepadaku, sungguh semua orang Yahudi di muka bumi ini akan turut beriman padaku." (HR. Ahmad. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi, yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya)

Watak Yahudi Keempat: Orang Yahudi menyembah pemuka agamanya sendiri

Perhatikanlah firman Allah Ta'ala berikut ini,

ات�`َخَذُوا أَح�'بَارَهُم�' وَرُه�'بَانَهُم�' أَر�'بَابًا مِن�' دُونِ الل�`َهِ وَال�'مَسِيحَ اب�'نَ مَر�'يَمَ وَمَا أُمِرُوا إِل�`َا لِيَع�'بُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِل�`َا هُوَ سُب�'حَانَهُ عَم�`َا يُش�'رِكُونَ

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Rabb yang berhak disembah selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. " (QS. At Taubah : 31)

Hudzaifah ibnul Yaman, Abdullah bin `Abbas dan selainnya mengatakan mengenai tafsir `Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah', maksudnya adalah mereka mengikuti pemuka agama mereka dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Itulah yang disebut dengan menyembah mereka sebagaimana dimaksudkan dalam hadits dari `Adi bin Hatim. (Lihat Tafsir Al Qur'an Al `Azhim, tafsir surat At Taubah ayat 31)

Watak Yahudi Kelima: Orang Yahudi pernah menyihir Nabi shallallahu `alaihi wa sallam

Dalam shohih Muslim pada Bab Sihir, `Aisyah berkata,

سَحَرَ رَسُولَ الل�`َهِ -صلى الله عليه وسلم- يَهُودِى�`ٌ مِن�' يَهُودِ بَنِى زُرَي�'قٍ يُقَالُ لَهُ لَبِيدُ ب�'نُ الأَع�'صَمِ

"Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam pernah disihir oleh seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Lubaid bin Al A'shom." (HR. Muslim no. 2189)

Watak Yahudi Keenam: Wanita Yahudi pernah meracuni Nabi shallallahu `alaihi wa sallam

Dari Anas bin Malik radhiyallahu `anhu, beliau mengatakan,

أَن�`َ ام�'رَأَةً يَهُودِي�`َةً أَتَت�' رَسُولَ الل�`َهِ -صلى الله عليه وسلم- بِشَاةٍ مَس�'مُومَةٍ فَأَكَلَ مِن�'هَا فَجِىءَ بِهَا إِلَى رَسُولِ الل�`َهِ -صلى الله عليه وسلم- فَسَأَلَهَا عَن�' ذَلِكَ فَقَالَت�' أَرَد�'تُ لأَق�'تُلَكَ. قَالَ � مَا كَانَ الل�`َهُ لِيُسَل�`ِطَكِ عَلَى ذَاكِ �. قَالَ أَو�' قَالَ � عَلَى�`َ �. قَالَ قَالُوا أَلاَ نَق�'تُلُهَا قَالَ � لاَ �. قَالَ فَمَا زِل�'تُ أَع�'رِفُهَا فِى لَهَوَاتِ رَسُولِ الل�`َهِ -صلى الله عليه وسلم-.

"Sesungguhnya seorang wanita Yahudi pernah mendatangi Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam dengan membawa daging kambing yang sudah diracuni. Kemudian Nabi shallallahu `alaihi wa sallam memakan daging tersebut. Lalu wanita tadi dipanggil untuk menghadap beliau shallallahu `alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu `alaihi wa sallam bertanya tentang perbuatan wanita tersebut tadi. Wanita tersebut pun berkata, "Aku ingin membunuhmu." Lantas Nabi shallallahu `alaihi wa sallam berkata, "Allah tidaklah memberimu kekuatan untuk maksudmu tadi." (Periwayat hadits ini ada yang mengatakan), "(Allah tidaklah memberimu kekuatan) untuk mencelakakanku. " Lantas para sahabat berkata, "Apakah sebaiknya dia dibunuh saja?" (HR. Bukhari no. 2617 dan Muslim no. 2190)

Watak Yahudi Ketujuh: Orang Yahudi berusaha memurtadkan kaum muslimin

Allah Ta'ala berfirman,

وَد�`َ كَثِيرٌ مِن�' أَه�'لِ ال�'كِتَابِ لَو�' يَرُد�`ُونَكُم�' مِن�' بَع�'دِ إِيمَانِكُم�' كُف�`َارًا حَسَدًا مِن�' عِن�'دِ أَن�'فُسِهِم�' مِن�' بَع�'دِ مَا تَبَي�`َنَ لَهُمُ ال�'حَق�`ُ فَاع�'فُوا وَاص�'فَحُوا حَت�`َى يَأ�'تِيَ الل�`َهُ بِأَم�'رِهِ إِن�`َ الل�`َهَ عَلَى كُل�`ِ شَي�'ءٍ قَدِيرٌ

"Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Baqarah: 109)

Watak Yahudi Kedelapan: Orang Yahudi berusaha menyesatkan kaum muslimin

Allah Ta'ala berfirman,

وَد�`َت�' طَائِفَةٌ مِن�' أَه�'لِ ال�'كِتَابِ لَو�' يُضِل�`ُونَكُم�' وَمَا يُضِل�`ُونَ إِل�`َا أَن�'فُسَهُم�' وَمَا يَش�'عُرُونَ

"Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya. " (QS. Ali Imran: 69)

Watak Yahudi Kesembilan: Mendoakan celaka atau mati bila bertemu dengan kaum muslimin

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَل�`َمَ عَلَي�'كُمُ ال�'يَهُودُ فَإِن�`َمَا يَقُولُ أَحَدُهُمُ الس�`َامُ عَلَي�'كَ . فَقُل�' وَعَلَي�'كَ

"Jika seorang Yahudi memberi salam padamu dengan mengatakan `Assaamu `alaikum' (semoga kamu mati), maka jawablah `wa `alaika' (semoga do'a tadi kembali padamu)." (HR. Bukhari no. 6257)

Setelah kita mengetahui sebagian watak jelek Yahudi, masihkan ada rasa simpati pada perlakuan dan tindak tanduk mereka?!

-Hanya Allah yang beri taufik -



Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

nukilan buat cahaya rabita :: abu fatimah


bukan bidadari yang ku tunggu,

bukan permaisuri yang ku nanti,

bukan putri yang ku cari,

bukan ratu menjadi idaman,


hanye seorang gadis yang tidak terkenal,

rendah diri dan cukup perihatin,

manje dan nakal,

penghibur tika kesunyian,


dia-lah racun,

dan dia juga penawar,

kerenah yang mencuit hati,

menjadi kenangan tika bersendiri,


kau pendorong,

bukan pendesak,

sumber inspirasi,

dan pencerna minda,


ku sering meluka-kanmu,

sakitnya hatimu kerna diriku,

lukakan perasaan dirimu,

gundahkan dirimu,


namun dikau tetap,

memberi ku tersenyum,

ketawa-gembira-senang hati,

tertambat kembali hatiku,


ku hanya inginkan dirimu,

sebagai pelengkap,

agama dan kehidupanku,

kini esok dan selamanya,


sungguh bodoh diriku,

jika membiarkan dirimu pergi,

kerna permata di depan mata,

kubiarkan tanpa melihat,


begitu rugi hidupku,

membiarkan dikau pergi,

sedangkan hati kuat menghalangnye,

rasai-lah lubuk hatiku,


sayu bila mngingatimu,

berlinang air mataku,

sebak jiwaku,

lemah jalanku,


bukan ku memujamu,

sekadar ungkapan terima kasih,

kerna menyinari kehidupanku,

dengan kehadiran dirimu dalam hidupku,


selama ku kesunyian,

dikau datang membawa belai tawa,

terima kasih ku ucapkan,

tiada lagi ungkapan yang lebih bernilai,


sekadar luahan bukan menghina,

untuk penyeri hari-hari kelamku,

menjadi sinar berkilau,

sesungguhnya ku sayang kamu,

Nukilan IEZA 91 '


sekadar renungan :: abu fatimah

Seorang muslim penyabar

Allah berfirman :
(dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan)
(QS. Al Baqarah :134)

Hal ini bukanlah dalam islam orang yang kuat ialah orang yang berbadan sasa dan boleh mngalahkan orang lain akan tetapi orang yang mampu menahan diri dari amarahnya.

(( Bukanlah orang yang kuat itu dapat mngalahkan orang, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah)) (Muttafaq 'alaih)

Wasiat rasul Allah saw kepada seseorang yang meminta nasihat pada beliau hanya lah satu kata :(( jangan marah)) dan orang-orang tersebut mngulangi kata-kata mereka beberapa kali : ((berilah wasiat kepadaku)) dan rasul Allah saw menjawab dengan kalimah yang mulia yang singkat dan penuh makna ((janganlah marah)) (HR Bukhari)

Dari ibnu Abbas ru berkata : rasul Allah saw bersabda kepada asyaj Abdul Qais: (( sesungguhnya pada dirimu ada 2 perkara yang dicintai oleh Allah"penyabar dan tenang")) (HR Muslim)

Oleh itu sahabat-sahabat sekalian ana mengajak diri ana dan sahabat-sahabat sekalian mngamalkan ape yang telah disampaikan dari kalam mulia nabi kita tentang amarah ini.semoga dapat kita sampaikan dan amalkan dalam kehidupan harian kita.kerana iblis adalah musuh yang paling nyata dan tidak akan pernah merasa bosan dalam mnyesatkan anak adam selagi mana kita semua masih berpijak di bumi allah ini.wasalam.....

renungkanlah :: abu fatimah

setia dalam suka dan duka

Di antara cara yang bisa dilakukan oleh wanita muslimahuntuk memikat dan menawan hati suaminya adlah menemaninya dalam suka dan dukanya, dalam kesedihan dan kebahagiannya.
Dia menyertai suaminya saat melakukanpekerjaan yang disukainyaatau tugas hariannya, seperti membaca, olah raga, mnyimak beberapa hadithyang bermanfaat dan lain sebagainya. Sehingga sang suami tidak merasa asing dalam menikmati keindahan hidup. Kerana suami sentiasa merasakan kehadiran isterinya yang setia, lemah lemd lembut, ceria dan penuh kasih.
Dalam kisah lumba lari antara rasul Allah (saw) dan isterinya aisyah yang dilakukan lebih dari sekali, menunjukan anjuran islam kepadapasangan suami isteri untuk saling berbagi kasih sayang, menikmati keindahan hidup, kebahgian dan kegembiraannya. Kerana menyatu dalam perasaan semakin merapatkan cinta keduanyadan memperkuatkan ikatan rumah tangga.
wanita muslimah bukannya turut merasakan kebahgiaan dan kegembiraan suami, tapi ianya juga turut merasakan kesedihan, kesusahan, dan kesulitan suaminya. Ia duduk di samping suaminya sambil mngunkapkan kata-katayang lembut, menghibur, mnyumbang pemikirannya menjadi matang dan benar, yang terikat jalinan hati yang tulus dan suci.